Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Umat Buddha Pada Perayaan HUT Kemerdekaan RI

NASKAH
CERAMAH AGAMA BUDDHA

  

Semarak Kemerdekaan Dalam Cahaya Dhamma

Pada 17 Agustus 2025 ini, kita merayakan hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke-80. Di balik angka tersebut, tersimpan sejarah panjang perjuangan dan semangat persatuan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi hingga hari ini. Setiap tahun pada tanggal yang sama, bangsa Indonesia memperingati hari Kemerdekaan dengan semarak kemerdekaan diwarnai kemeriah. Penanggalan dan bulan ini menjadi momentum untuk pengingat penting tentang bagaimana sejarah perjuangan bangsa yang akhirnya sampai pada titik kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kemerdekaan ini tidak terjadi begitu saja tetapi melalui perjuangan dengan pengorbanan jiwa dan raga. Dengan demikian maka kita sebagai umat Buddha harus mengingat atau mengenang kembali dengan ikut serta mengibarkan bendera merah putih di depan rumah, mengikuti jalan santai kerukunan, acara doa kebangsaan di Vihara, mengikuti detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan dengan mengikuti menyemarakkan melalui berbagai macam lomba yang diadakan di Vihara, di tingkat RT, Desa, dan Kecamatan di Kabupaten Sambas ini. Menghias jalan, depan rumah, tempat ibadah, kegiatan sosial, dan lainnya. Semua yang dilakukan ini adalah juga wujut nyata dari rasa terima kasih kita pada para pejuang yang sudah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.

Selain itu juga kita harus terus merawat dan memelihara kemerdekaan ini dengan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan menerima persatuan dalam keberagaman. Hingga tercapainya cita-cita luhur bangsa Indonesia, yaitu mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial sebagaimana tertuang pada Pembukaan UUD 1945. 

Sebagai umat Buddha kita juga melaksanakan sila, mengadepankan Hiri dan Ottappa yang merupakan dua faktor mental yang penting dan saling berkaitan, biasa disebut Hiri adalah rasa malu untuk melakukan perbuatan jahat, sedangkan Ottappa adalah rasa takut akan akibat buruk dari perbuatan jahat. Keduanya ini dalam agama Buddha disebuat sebagai pelindung dunia.

Kenapa Hiri dan Ottappa dikatakan pelindung dunia?,,, karena jika setiap orang memiliki Hiri dan Ottapa yaknilah malu dan takut berbuat jahat, maka tak seorangpun yang akan melakukan kejahatan, dan sebaliknya akan muncullah pikiran baik, ucapan baik, dan perbuatan baik yang akan membawa manfaat kebahagiaan bagi diri sendiri dan juga orang lain. Itulah mengapa Buddha menyebut malu dan takut sebagai pelindung dunia Lokapaladhamma.

Selain itu kita umat Buddha juga melaksanakan tujuh prinsip dasar atau satta aparihaniya dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha. Sebagaimana dalam  Mahaparinibbana Sutta, tujuh prinsip penting ini yaitu: (1) Selalu berkumpul bersama melalui pertemuan; (2) Menghadiri pertemuan secara bersama-sama dan meninggalkannya bersama-sama pada akhir pertemuan serta melaksanakan tugas yang diusulkan dalam pertemuan bersama-sama; (3) Menahan diri dari memperkenalkan ide-ide atau kebijakan yang buruk di organisasi atau negara mana pun, tidak menghilangkan tren atau kebijakan yang baik di masa lalu, dan mematuhi semua hukum atau kebijakan tradisional masa lalu yang telah diwariskan melalui tradisi; (4) Menghormati dan menghargai orang yang lebih tua dan warga senior serta mematuhi perintah dan nasihat mereka; (5) Menghormati perempuan dan tidak melanggar hak-hak mereka, serta memberi mereka kebebasan dan otonomi; (6) Memelihara, menghormati, dan memuja semua tempat peribadatan, tempat suci, dan biara di desa atau kota dan tidak meninggalkan tetapi tetap memelihara kegiatan peribadatan yang sudah ada di tempat-tempat suci tersebut; (7) Melindungi para arahat dan guru-guru yang berbudi luhur, mengatur kesejahteraan kedatangan para arahat baru, dan menanyakan apakah para arahat hidup dengan aman. Sang Buddha bersabda bahwa tak seorang pun dapat mengalahkan para Vajji selama mereka mengikuti prinsip-prinsip ini. Prinsip-prinsip jika suatu bangsa atau masyarakat mengikutinya, mereka akan makmur dan tidak akan pernah kalah. 

Inilah diantara banyak ajaran agama Buddha untuk dilaksanakan agar dapat merawat dan memelihara kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang telah diperjuangkan olah para pejuang kemerdekaan.

Dengan demikian marilah kita umat Buddha dalam menyambut dan merayakan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 ini untuk menjalankan dan laksanakan sebaigaimana yang diuraikan di atas untuk ikut mengingat atau mengenang kembali perjuangan para pejuang dan memelihara kemerdekaan serta mewujudkan tercapainya cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tertuang pada Pembukaan UUD 1945.