Memilih teman atau memilih pergaulan dalam agama Buddha. Sebagaimana dalam Dhammapada Syair 78 “Na bhaje pāpake mitte,
na bhaje purisadhame. Bhajetha
mitte kalāyane, bhajetha purisuttame” yang
artinya jangan
bergaul dengan orang jahat, jangan bergaul dengan orang berbudi rendah; tetapi
bergaullah dengan orang baik, bergaullah dengan orang yang berbudi
luhur.
Berteman dengan orang bijak atau baik, itu seperti memiliki harta karun, oleh karena itu, hendaklah kita bergaul dengan orang yang bijak atau baik.
Pergaulan dengan orang semacam ini
niscaya membawa kemajuan dan perkembangan, bukan kemerosotan atau keruntuhan
seperti halnya berkumpul dengan sanak saudara sendiri, dan senantiasa membawa
kebahagiaan.
Dalam Manggala Sutta Buddha
dikatakan berteman dengan orang bijaksana adalah berkah utama. Ini dapat diartikan teman bergaul sangat penting. Berteman dengan
perokok biasanya maka nantinya akan menjadi perokok,
bergaul dengan pemabuk akan nantinya
akan menjadi
pemabok, berteman dengan penjudi akan menjadi
kawanan penjudi, bergaul dengan perampok nantinya
akan
menjadi gerombolan perampok.
Dengan
demikian alangkah baiknya, bertemanlah dengan yang melakukan kebaikan
maka akan belajar berbuat baik, bertemanlah dengan yang berucapan baik maka
akan belajar berucap yang baik, bersahabatlah dengan yang menyukai bhavana maka
akan belajar meditasi. Bahkan diajarkan dalam Dhammapada, bahwa jika tidak
menemukan teman yang baik yang setidaknya sama kebijaksanaannya, lebih baik
jalan sendiri. Inilah pentingnya
"memilih teman bergaul".
Begitu
juga dalam hal memili pasangan hidup. Carilah pasangan hidup yang cocok walaupun itu tidaklah mudah mendapatkannya yang
sama keyakinan, sama moralitas, sama murah hati, sama Kebijaksanaan. Memerlukan
perjuangan, karma baik, kejelian. Terkait karma
baik, yang
bisa dilakukan adalah berdana dengan penuh keyakinan, menjalankan Sila setiap saat, gemar
mengembangkan batin dan bergaul dengan teman-teman sedhamma, beraktivitas dilingkungan
Vihara dan sayangi dengan tulus kapada orang
tua seperti menghormati Buddha dan
Bodhisattva. Dengan demikian maka timbunan karma baik yang dilakukan
mendukung mendapatkan pasangan hidup yang sama keyakinan, sama murah hati, sama
moralitas dan kebijaksanaannya dan
hidup selalu bahagia.
Sebagaimana
dalam Dhammapada
Syair 208 tasma hi dhiranca pannanca
bahussutanca, dhorayhasilam vatavantamariyam. Tam
tadisam sappurisam sumedham, bhajetha nakkhattapathamva candima. Yang artinya: karena
itu, ikutilah orang yang pandai, bijaksana, terpelajar, tekun, patuh dan mulia.
Hendaklah engkau selalu dekat dengan orang yang bajik dan pandai seperti itu.
Bagaikan bulan mengikuti peredaran bintang.
Semoga bermanfaat