Sungguh indah
bila hidup saling mencinta. Sungguh
indah bila hidup saling mengerti dan hati penuh rasa cinta kasih atau metta. Dimana rasa benci sirna menjauh
seiring berlalunya waktu, hiduppun terasa semakin bermakna, walaupun hidup
sesaat saja. Begitulah Lagu Buddhis yang maknanya sangat menyentuh hati. Kehidupan yang singkat ini, akan semakin bermakna bila hati pikiran
dipenuhi cinta
kasih, Welas Asih dan mudah memaafkan.
Dengan pemikiran
bahwa saya tidak sempurna, saat berbuat kesalahan ingin dimaafkan. Saat yang lain
berbuat salah, pintu maaf selalu terbuka untuk siapa saja. Hidup terasa ringan
tanpa beban kebencian, hiduppun terasa lebih bermakna, tenang dan bahagia.
Sebagaimana dalam Dhammapada
Syair 5 Na hi verena
verāni, sammantῑdha kudācanaṁ.
Averena ca sammanti, esa dhammo sanantano. Yang artinya Kebencian tidak akan pernah
berakhir, apabila dibalas dengan kebencian. Kebencian baru akan
berakhir, bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.
Saat meditasi mau
diakhiri, ataupun setelah tekad sila, duduk dengan posisi meditasi, mata dipejamkan fokus ke perasaan "saya
...(nama)..
meminta maaf dengan tulus kepada orang
tua, guru, sanak
kelaurga, teman, dan semuanya yang berhubungan karma
dengan saya di kehidupan ini dan kehidupan yang lalu, yang pernah saya sakiti sengaja ataupun tidak sengaja, saya
menyesal, saya meminta maaf dengan tulus. Semoga saya dimaafkan”, ulangi-ulangi beberapa kali kalimat ini.
“Saya...(nama).... memaafkan dengan tulus, semua kesalahan
besar, sedang, ataupun kecil, sengaja atau tidak sengaja yang
dilakukan orang tua, guru, sanak
keluarga, teman, dan semuanya yang berhubungan karma dengan saya di kehidupan
ini dan kehidupan yang lalu, sengaja ataupun tidak sengaja,
saya maafkan dengan tulus”. Ulangi
kalimat ini beberapa
kali. Ucapkan juga : Ākāsaṭṭhā ca bhummaṭṭhā. Devā nāgā mahiddhikā. Puññam tam anumoditvā. Ciram rakkhantu.... yang
artinya semoga para makhluk di angkasa dan di bumi, para dewa dan naga yang
perkasa; setelah
turut bersukacita atas jasa ini, selalu melindungi.
Praktik ini bukan sesuatu yang mudah, tapi harus dilakukan oleh semua siswa Buddha. Ayooo bersama-sama kita kalahkan perasaan benci dengan pikiran sadar bahwa membenci itu apapun alasannya tidak sesuai ajaran Buddha yang mengajarkan cinta kasih, welas asih dan hati penuh maaf. Tubuh pikiran perasaan terasa lebih tenang damai bahagia dan sehat, tanpa membenci. Semoga kita semua dapat menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari.