Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Apa Yang Dilakukan Berpengaruh

Ada sebuah kisah yaitu Kisah Samanera Sukha. Sukha menjadi samanera pada usia 7 tahun dan ditahbiskan oleh Sariputta Thera. Setelah 8 hari menjadi samanera, ia bersama Sariputta Thera pergi berpindapatta. Dalam perjalanannya, mereka melihat para petani sedang mengairi sawahnya, para pemanah sedang meluruskan anak panah, dan beberapa tukang kayu sedang membuat roda pedati, dan sebagainya.

Setelah melihat semuanya, ia bertanya kepada Sariputta Thera, apakah yang ia lihat itu dapat diarahkan kesesuatu tujuan tertentu sesuai dengan keinginan seseorang, atau dapat dibuat menjadi sesuatu sesuai dengan keinginan seseorang.

Sang Thera menjawab memang demikian. Kemudian Samanera muda memahami bahwa dengan demikian tidak ada alasan mengapa seseorang tidak dapat mengendalikan batinnya, serta melatih Meditasi Ketenangan dan Meditasi Pandangan Terang.

Kemudian, ia meminta izin kepada Sariputta Thera untuk pulang kembali ke vihara. Di sana ia masuk ke dalam kamarnya dan berlatih meditasi dalam ketenangan. Dewa Sakka dan para dewa membantu latihan meditasinya dengan cara menjaga suasana vihara agar tetap tenang. Pada hari kedelapan setelah ia menjadi samanera, Sukha mencapai tingkat kesucian Arahat.

Berhubungan dengan hal ini Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu: “Ketika seseorang melaksanakan Dhamma dengan sungguh-sungguh, maka Sakka dan para dewa akan menolong dan melindunginya. Saya sendiri telah meminta Sariputta Thera berjaga di depan pintu kamarnya, sehingga ia tidak terganggu. Samanera telah melihat para petani bekerja dengan giat mengairi sawahnya, para pemanah meluruskan anak panahnya, tukang kayu membuat roda pedati, dan lain-lain, kemudian ia berusaha melatih batinnya dan melaksanakan Dhamma. Ia telah mencapai tingkat kesucian arahat.” Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 145 berikut ini:

Pembuat saluran air mengatur jalannya air,

tukang panah meluruskan anak panah,

tukang kayu melengkungkan kayu,

orang bajik mengendalikan dirinya sendiri.

Dari kutipan di atas memberikan pencerahan kepada kita bahwa apa yang kita lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama melatih diri senantiasa melakukan kebaikan untuk menarik energi positif sehingga hidup kita diliputi kebaikan. Dengan senantiasa berucap yang baik, berbuat yang baik, berpikir yang baik, mengingat kebaikan orang lain, mengingat jasa orang lain, berinisiatif menolong orang lain dan lain sebagainya. Perbuatan inilah yang akan menjadi pelindung kita yang dapat diandalkan dimana pun kita berada.

Namun sebaliknya sering marah-marah, gampang benci, yang diingat yang buruk-buruk saja, melanggar pancasila Buddhis, terlalu egois maka ingatlah yang negatif akan menarik energi negatif lainnya maka kehidupan akan diliputi masalah, stress berkepanjangan, penyakitan dan sejenisnya akan bermunculan.

Setiap pribadi memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu kembangkan kelabihan dan perbaiki kelemahan kita dengan terus melakukan kebaikan. Baik kebaikan yang dilakukan melalui ucapan, perbuatan, maupun pikiran. Mari kendalikan diri kita sendiri dengan latih terus meditasi cinta kasih, baca Paritta suci, tekadkan Sila, banyak berbuat kebajikan.