Memberi" atau
"dāna" adalah salah satu dari tiga unsur jalan praktik bagi umat
awam, selain sila (moralitas) dan bhāvanā (meditasi). Dāna tidak hanya terbatas
pada pemberian materi seperti makanan atau pakaian, tetapi juga mencakup
pemberian dalam bentuk tenaga, rasa aman, tidak menyakiti, memaafkan, dan
ajaran Dhamma.
Dalam Manggala Sutta: Khuddakapāṭha
5 dan Sutta Nipāta 2.4 "Dānañca dhammacariyā ca. ñātakanañca saṅgaho. Anavajjāni
kammāni. etammaṅgalamuttamaṁ". Artinya “Berdāna, hidup sesuai dengan
Dhamma. Menyokong sanak keluarga. Bekerja tanpa cela. Itulah berkah utama”.
Berikut ada beberapa kekuatan dan
manfaat memberi dalam agama Buddha:
Kekuatan Pemberian (Dāna)
Kekuatan untuk melawan
keserakahan: memberi membantu mengatasi sifat tamak dan keinginan yang
berlebihan. Dengan melepaskan apa yang kita miliki, kita melatih diri untuk
tidak terlalu terikat pada materi.
Kekuatan kebahagiaan: memberi
dengan tulus dapat membawa kebahagiaan batin, baik bagi pemberi maupun
penerima. Kebahagiaan ini muncul dari perasaan berbagi dan membantu sesama.
Kekuatan kualitas diri: memberi dengan
baik, seperti dengan keyakinan, hormat, dan kemurahan hati, dapat meningkatkan
kualitas diri dan melatih sifat-sifat baik lainnya.
Kekuatan karma yang baik: dalam hukum
karma, perbuatan baik (termasuk memberi) akan menghasilkan buah yang baik pula.
Memberi dapat menciptakan sebab akibat positif dalam kehidupan.
Kekuatan membangun hubungan baik:
memberi dapat mempererat hubungan antarindividu dan menciptakan rasa
kebersamaan serta solidaritas.
Manfaat berdana
Memberi adalah lebih daripada
menerima, karena ada keajaiban dibalik "memberi", suatu rahasia yang
hanya diketahui oleh orang-orang yang berjiwa besar. Dalam Aṅguttara Nikāya
III: 41-42 menyebutkan terdapat lima manfaat yang diperoleh orang yang sering
memberikan dāna, yaitu: (1) diterima banyak orang, (2) dikagumi oleh
orang-orang baik, (3) reputasi baik, (4) tidak akan menyimpang dari tugasnya
sebagai perumah-tangga, dan (5) setelah kematian akan terlahir pada kondisi
yang baik. Hal ini sesuai dengan khotbah Buddha pada Saṃyutta Nikaya 1.49.
Memberi itu "menyehatkan".
Dr. Allan Kuts mengadakan penelitian yang melibatkan 3.000 sukarelawan,
mengambil kesimpulan, "memberi dan menolong orang lain dapat mengurangi
rasa sakit, mengurangi rasa stress, meningkatkan endorfin (hormon positif) dan
meningkatkan kesehatan." Prof. David Mc Clelland juga menambahkan, "melakukan
sesuatu yang positif terhadap orang lain akan dapat memperkuat sistem imun atau
kekebalan tubuh, sebaliknya orang kikir cenderung terserang banyak penyakit".
Jenis pemberian (dāna): Amisa
Dāna: pemberian materi, seperti makanan, pakaian, atau tempat tinggal. Abhaya
Dāna: pemberian rasa aman dan perlindungan. Dhamma Dāna: pemberian ajaran agama
Buddha, yang dianggap sebagai pemberian terbaik.
Cara memberi yang baik: Memberi
dengan keyakinan dan hormat. Memberi tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Memberi
dengan kemurahan hati dan tanpa pamrih. Memberi dengan pikiran yang jernih dan
tanpa niat jahat.
Dengan memahami kekuatan dan manfaat memberi serta jenis dan cara memberi, umat Buddha didorong untuk melatih diri dalam perbuatan memberi sebagai bagian dari jalan menuju pencerahan dan kebahagiaan sejati.